Tips Mempercepat Loading Form Komentar Blog it's in me: PENDIDIDKAN TRANSFORMATIF

Minggu, 06 Mei 2012

PENDIDIDKAN TRANSFORMATIF




PENDIDIKAN TRNSFORMATIF
Musthofa rembangy, M.SI
A.    Rekonstruksi pemikiran : sebuah catatan pembuka
Cita cita mulia pendidikan nasional yang dinyatakan dalam undang undang system pendidikan nasional (UU SISDIKNAS) adalah sebuah upaya untuk menciptakan manusia yang sempurna, baik dalam dimensi spiritualis, intelektualis, maupun tanggung jawab sosialnya. Namun, proses untuk mewujudkan tujuan tersebut tentu akan mendapatkan tantangan yang besar, salah satunya globalisasi.
Globalisasi adalah suatu proses makin transparannya batas batas Negara akibat kemajuan tekhnologi, terutama dalam bidang budaya dan ekonomi. Untuk merespon maka perubahan yang ada dimasyarakat pendidikan menempati posisi yang signifikan dan strategi, yang dimaksud disini adalah model pendidikan yang dilakukan secara sadar dan terencana dengan baik. Oleh karena itu, melihat problematika pendidikan, reformasi pendidikan secara menyeluruh, baik dalam tingkat konsep maupun praktik.
Melihat kemelut dan masalah dalam dunia pendidikan, sebagai langkah strategis, dunia pendidikan harus melakukan rekonstruksi pemikiran menuju pemikiran yang lebih transformatif  dan berwawasan global yakni sebuah pemikiran yang mampu membaca kondisi riil masyarakat didunia global saat ini serta mampu mengambil sikap yang berwawasan masa depan dengan tetap mengawali nilai nilai humanis pendidikan.

B.     Pendidikan transformatif : sebuah pemikiran alternatif
Untuk memunculkan sebuah pemikiran yang alternatif sering kali kita diselimutiperasaan takut dan khawatir. Karena kita belum bisa menerima sepenuhnya pemikiran pemikiran yang kreatif . karena dianggap menentang an sudah ada.
Namun pemikiran alternatif ini akan menjadi kenyataan apabila kita menjadikannya ideologi dominan yang selama ini mendomnasi dunia pendidikan kita. Ada beberapa prinsip prinsip umum sebagai upaya riorentasi pemikiran pendidikan transformatif dalam konteks masyarakat global ini diantaranya :

1.      Tumbuhnya kesadaran kritis peserta didik
Jika pendidikan kita dapat menghasilkan manusia manusia yang memiliki kesadaran kritis maka perubahan sosial masyarakat akan berjalan dengan cepat. Tetapi betulkah  pendidikan kita sudah mengarah pada pemikiran tersebut?, realitanya, pendidikan kita didominasi oleh proses pengalihan ilmu pengetahuan semata yang tidak memiliki kesadaran kritis terhadap kondisi riil yang terjadi dimasyarakat dan terkait dengan fitrah manusia sebagai makhluk yang merdeka. Kesadaran kritis ialah kesadaran yang lebih melihat aspek sistem dan struktur sebagai sumber masalah.
     Tugas teori sosial dalam paradigma kritis ialah menciptakan ruang dan kesempatan agar masyarakat terlibat dalam suatu proses dialog “Penciptaan struktur fundamental baru dan lebih baik atau lebih adil”. Tujuan pendidikan bukan menyetor pengetahuan (apalagi untuk mendapat gelar tertentu), akan tetapi, memecahkan masalah masalah nyata. Oleh karena itu, PMMS (pendidikan yang menonjolkan masalah sosial) tidak hanya memulai dengan asumsi tentang kemampuan murid murid tetapi juga dengan kesadaran bahwa mereka berada dalam dunia yang bermasalah.

2.      Berwawasan futuristik
Berdasarkan UU SISDIKNAS No. 2 tahun 2003, pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab, sedangkan sebagai prinsip penyelengaraan salah satunya ialah pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
Sedangkan pada sisi lain, orientasi pendidikan yang memiliki wawasan masa depan (future oriented) sebagai bagian prinsip pendidikan transformative, dunia pendidikan harus diorientasikan pada perkembangannya petensi peserta didik.

3.      Orientasi pada nilai nilai humanis
Disadari atau tidak, manusia tidak dapat menghindari terjadinya perkembangan zaman, sebagaimana era globalisasi saat ini. Tanpa adanya sebuah refleksi kritis maka kehidupan umat manusia akan mengalami kondisi yang tidak menentu. Secara sederhana “globalisasi” berarti segala sesuatu yang terjadi dimanapun yang dapat memengaruhi kejadian kejadian lain di belahan dunia ini.
Dalam kondisi apapun nilai nilai kemanusiaan harus tetap dijaga, agar dalam kehidupan umat manusia tidak terjadi praktik dominasi bahkan manupulasi. Meminjam pernyataan Freire bahwa “didalam budaya dan kehidupan manusia sehari hari terjadi banyak manipulasi”. Ada banyak pesan dan pengarahan tentang apa yang harus anda lakukan, apa yang harus anda beli, juga apa yang harus anda percayai.
Kini, pandangan umat manusia tentang nilai nilai kemanusiaan telah bergeser menuju sesuatu yang bersifat materialistik sehingga wajar apabila nilai nilai tersebut hampir punah. Melihat kenyataan ini, dunia pendidikan memiliki peranan penting dalam proses transformasi nilai nilai kemanusiaan tersebut. Pendidikan pada dasarnya proses kemanusiaan manusia dari system kehidupan yang masih membelenggu. Humanis ini bukan hanya terkait dengan individu pserta didik semata, melainkan terkait era dengan realitas masyarakat yang ada disekitarnya. Sehingga situasi humanis yang berbasis pada moralitas tertanam dalam kehidupan manusia.
Tujuan pendidikan seharusnya dirancang agar para peserta didik nanti secara kreatif  mampu mengkonstruksi nilai nilai moral dan teori iptek yang fungsional bagi masalah hidupnya sendiri, bukan pengalaman masa lalu dari seorang guru, orang tua, penguasa.

4.      Adanya jaminan kualitas
Salah satu diantara permasalahan subtansial dalam dunia pendidikan kita yang hingga saat ini menjadi bahasan yang menarik adalah “jaminan kualitas pendidikan”. Perkembangan zaman yang kita sebut sebagai era kompetisi bebas membutuhkan sumber daya manusia (SDM) ysng memadai yang perlu dibentukmelalui kondisi dunia pendidikan yang memiliki jaminan kualitas. Sebab pendidikan merupakan media yang strategis dalam memperisapkan out put SDM yang berkualitas serta mampu bersaing dalam kancah kompetisi bebas.
Dengan demikian, dalam rangka mempersiapkan peserta didik menjadi manusia yang siap menghadapi globalisasi yang penuh tantangan, diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas, sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah dirumuskan dan berdasarkan kebutuhan nyata di lapangan (stakeholders pendidikan).

5.      Kualitas vs Era “kompetisi bebas”
Kompetisi bebas adalah symbol dari adanya globalisasi, meskipun bukan suatubisu baru dalam kancah nasional maupun global (internasional). Meskipun demikian, tidak dapat dimungkiri bahwa system dan struktur sosial masyarakat selama ini berada pada jarring jarring yang dibentuk olehnya.
      Selanjutnya, sebagai dampak globalisasi dalam masyarakat yang terbuka ialah terjadinya mega kompetisi. Mega kompetisi memberikan peluan besar kepada siapapun yang berprestasi, tetapi bias juga berarti matinya yang lemah, denan adanya kompetisi mengejar kualitas dan keunggulan merupakan syarat mutlak.
Oleh karena itu, suatu masyarakat kompetitif adalah masyarakat yang mengejar kualitas dan yang menghargai yang unggul. Hal ini berarti masyarakat akan memberikan penghargaan pada kualiatas pribadi dan keunggulan pribadi yang berkompetisi. Kompetisi bebas merupakan suatu kompetisi yang agresif akibat dari terjaganya mekanisme pasar bebas.
Dalam konteks kompetisi bebas ini, mutu lulusan (out put) pendidikan adalah menjadi sebuah jaminan dalam berlangsung hidup. Oleh karena itu, pendidikan tentu harus memberikan jaminan kualitas terhadap lulusan yang akan dihasilkan yang memilikinkepribadian utuh, professional, dan siap menghadapi tantangan zaman (era kompetisi bebas). Tentu hal ini akan dibutuhkan pengelolaan pendidikan dengan memberdayakan seluruh sumber daya yang ada dalam lembaga pendidikan secara optimal.

6.      Pendidikan menuju kualitas total : Konteks Manajemen
Setelah kita memahami proses globalisasi yang sedang dan akan dihadapi oleh masyarakat dan bangsa Indonesia maka dalam konteks pendidikan diperlukan pengelolaan sumber daya pendidikan yang dapat sejalan dengan perkembangan global tersebut.
Pengelolaan sebagai bagian dari manajemen, pada hakekatnya berkenaan dengan cara cara pengelolaan suatu lembaga agar lembaga tersebut efisien dan efektif. Suatu lembaga akan efesien apabila memiliki kemampuan dengan tepat mengenai konsep input-output.
Dalam konteks pendidikan di Indonesia, barangkali pernyataan Ir.Johanns Oentoro.Ph.D., rektor Universitas Pelita Harapan, menjadi cukup relevan. Beliau mengatakan bahwa “kalau mau maju dan menjadi excellent, pendidikan di Indonesia sudah waktunya dikelola sebagai industri sehingga dapat terangkat menjadi noble industry (industry mulia)”.

7.      Pentingnya skill atau ketrampilan
Sebagian masyarakat bahkan orang tua beranggapan bahwa memiliki anak yang pandai itu sudah cukup. Disampin itu, seorang anak yang telah menjadi sarjan atau lulusan sebuah perguruan tinggi dengan gelar akademis tertentu mampu nenjamin masa depan kehidupan anak yang lebih menjanjikan. Betulkah demikian? Pemikiran seperti ini tentu dala suatu waktu akan menemukan titik relevannya.
Pada dasarnya, pendidikan diselenggarakan bukan semata mata membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan saja, dijelaskan pada UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 bahwa “tujuan pendidikanselain bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman pada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, juga bertujuan agar peserta didik menjadi manusia yang cakap, kreatif, dan mandiri”. Intinya, di era masa depan adalah era orang orang yang tidak saja trampil (skilled) atau pandai (intelligent), namun juga harus kretif atau cerdas (smart). Oleh karena itu, kreativitas memegang peran sangat penting di era sekarang dan masa depan.







            KESIMPULAN

Bahwa di era globlisasi ini yang serba menggunakan kecanggihan tekhnologi. Maka, didalam pendidikan perlunya adanya sebuah pemikiran alternatif, seperti halnya pendidikan transformatif. Dimana dalah pendidikan transformatif, kreativitas dan kemandirian seseorang itu juga sangat diperlukan untuk menghadapi di zaman sekarang ataupun masa depan yaitu era globalisasi.
Ada beberapa prinsip prinsip umum sebagai upaya reorientasi pemikiran pendidikan tansformatif, diantaranya :
1. Tumbuhnya kesadaran kritis peserta didik
2. Berwawasan futuristik
3. Orientasi pada nilai nilai humanis         
4. Adanya jaminan kualitas
5. Kualitas vs Era “kompetisi Bebas”
6. Pendidikan menuju kualitas total
7. Pentingnya skill atau ketrampilan.





 Khanif setia kurniawan
NIM : (34.2.1.0.10.093)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar