Tips Mempercepat Loading Form Komentar Blog it's in me: November 2012

Sabtu, 24 November 2012


Peranan kurikulum
                Menurut Oemar Hamalik (1990) tedapat 3 jenis peranan kurikulum yang dinilai sangat penting yaitu :
1.       Peranan konservatif adalah peranan kurikulum untuk mewariskan, menstransmisikan, dan menafsirkan nilai nilai social dan budaya masa lampau yang tetap eksis dalam masyarakat. Nilai nilai tersebut tentu merupakan nilai nilai positif dan bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan peserta didik dimasa yang akan datang.
2.       Peranan kritis dan evaluative adalah peranan kurikulum untuk menialai dan memeilih nilai nilai social – budaya yang alkan diwariskan kepada peserta diodik berdasarkan criteria tertentu. Asaumsinya adalah nilai nilai social budaya yang ada dalam masyarakat akan selalau berubah dan berkembang. Perubahan dan perkembangan nilai nilai tersebut belum tenturelevan dengan karakteristik budaya bangsa kita yaitu bangsa Indonesia. Nilai nilai yang relevan tentu harus dibuang dan diganti dengan nilai nilai budaya baru yang positif dan bermanfaat. Disinilah peranan kritis dan evaluative kurikulum sangat diutamakan, jangan sampai peserta didik kita terkontaminasiu oleh nilai nilai budaya asaing yang bertentangan dengan pancasila.
3.       Kurikulum kreatif yaitu peranan kurikulum untuk menciptakan dan menyusun kegiatan kegiatan yang kreatif dan kontruktif sesuai dengan perkembangan peserta didik dan kebutuhan masyarakat. Kurikulum harus dapat mengenmabangkan semua potensi yang dimiliki oleh peserta didik melalui berbagai kegiatan dan pengalaman belajar yang kreatif, efektif dan kondusif. Kurikulum harus dapat merangasang pola piker dan pola bertindak  peserta didik untuk menciptakan sesuatu yang baru sehingga bagi dirinya, keluarga, bangsa dan Negara.

Jumat, 16 November 2012

PRILAKU INDIVIDU DALAM ORGANISASI



PRILAKU INDIVIDU DALAM ORGANISASI
Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah: Prilaku Organisasi
Dosen Pengampu: Juhanah. M.S.I






Disusun oleh :
Maulana Latif               34.2.1.0.10.128
Khairul Muttaqin         34.2.1.0.10.101
Khanif Setia K              34.2.1.0.10.093




STIKAP
(Sekolah Tinggi Islam Ki Ageng Pekalongan)
2012


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Studi prilaku organisasi adalah telaah tentang pribadi dan dinamika kelompok dan konteks organisasi, serta sifat organisasi itu sendiri. Setiap kali orang berinteraksi dalam organisasi, banyak faktor yang ikut bermain. Studi organisasi berusaha untuk memahami dan menyusun model-model dari faktor-faktor ini.
Setiap usaha untuk mempelajari, mengapa seseorang berprilaku seperti yang mereka lakukan dalam organisasi mempersyaratkan beberapa bebepara pengertian mengenai perbedaan individual. Para manajer menghabiskan cukup banyak waktu untuk menilai kecocokan antara individu, tugas kerja, dan keefektivan, baik karateristik manajer maupun bawahannya, pasti mempengaruhi penilaian. Tanpa beberapa pengertian mengenai perilaku, putusan tentang siapa mengerjakan tugas apa dengan baik dapat nenyebabkan masalah jangka panjang yang berat.
B.     Rumusan Masalah

1.      Apa pengertian prilaku individu dan perbedaan indivdual?
2.      Bagaimana karakteristik organisasi dan pengaruhnya terhadap individu?
3.      Bagaimana Pendekatan-pendekatan untuk memahami prilaku individu?

C.     Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui apa itu PERILAKU INDIVIDU DAN PERBEDAANNYA dan bagaimana memahami tentang peranannya dalam penanganan kehidupan organisasi dan pengaruh kepribadian terhadap prilaku pekerja yang dapat keberagaman tenaga kerja agar dapat kita pahami secara mudah dan cepat.

D.    Manfaat
Agar mahasiswa mengetahui apa itu Prilaku Individu dan perbedaanya sehingga diharapkan dapat menjadi mahasiswa yang berakhlakul karimah dalam berprilaku. Khususnya bagi penulis.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Prilaku Individu
Karakteristik individu:
·         Kemampuan,
·         Kebutuhan,
·         Kepercayaan,
·         Pengalaman,
·         Pengharapan, dll.
Perilaku individu adalah perilaku atau interaksi yang dilakukan oleh manusia atau individu di lingkungannya, perilaku setiap individu sangatlah berbeda dan hal ini dipengaruhi oleh lingkungan dimana individu tersebuut tinggal, perilaku yang berbeda mengakibatkan berbedanya kebutuhan setiap individu, untuk itu perlunya suatu organisasi agar kebutuhan yang berbeda tersebut dapat terpenuhi dengan bekerja sama antar individu. Perilaku individu akan membentuk pada perilaku organisasi, seperti yang terdapat pada gambar dibawah ini yang menggambarkan model umum perilaku organisasi.
v













Perilaku Individu Dalam Organisasi

Karakteristik organisasi:
·         Hierarki,
·         Tugas-tugas,
·         Wewenang, 
·         Tanggung jawab,
·         System reward,
·         System control, dll.
 


 






Dalam berorganisasi individu memiliki perannya masing-masing, perilaku individu dalam berorganisasi diantaranya:
1. Produktifitas kerja
2. Kepuasan kerja
3. Tingkat absensi
4. Tingkat turn over


B.     Perbedaan Individual
Perbedaan individual berasal dari perbedaan sifat yang dimiliki oleh setiap individu yang berasal dari pengaruh lingkungan yang berbeda, dan itu merupakan sifat manusia yang tidak dapat dipungkuri, karena manusia memiliki perbedaan perilaku maka kemampuan yang dimiliki pun berbeda sehingga setiap manusia membutuhkan kerjasama antara satu dengan yang lainnya agar dapat mencapai tujuan dari masing-masing individu tersebut, disini kita dapat menarik kesimpulan bahwa meskipun setiap individu mempunyai perbedaan namun pada hakikatnya mereka bisa bersama atau bersatu dalam mencapai tujuan yang berbeda dalam suatu wadah yang biasa disebut organisasi.
C.     Karakteristik Organisasi dan Pengaruhnya terhadap Individu
Karakteristik organisasi adalah cirri khusus yang dimiliki oleh suatu organisasi tertentu, misalnya:
1.      Terdapat komunikasi dua arah,
2.      Tujuan kelompok jelas dan diterima oleh anggota,
3.      Kontroversi dan konflik tidak diabaikan, diingkari atau ditekan.
Namun, karakteristik organisasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku individu, hanya saja perilaku individu itu akan menyesuaikan dengan karakteristik organisasi tersebut, yaitu berupa peraturan-peraturan. Dan hal itu hanya berlaku ketika individu tersebut  berada dilingkungan organisasi, namun tidak dapat dipungkiri juga hal itu akan berdmpak pada perilaku dilingkungan luar, misalnya keluarga dan masyarakat yaitu sikap yang sering dilakukan individu tersebut dalam organisasi, misalnya cara berpikir, berbicara dan mengambil keputusan serta gaya atau cara ia dalam menghadapi suatu permasalahan yang dihadapi.
D.    Pendekatan-pendekatan untuk Memahami Perilaku Individu
Untuk memahami perilaku individu dapat menggunakan pendekatan yang dikelompokan menjadi tiga pendekatan, yaitu:
1.    Pendekatan kognitif adalah bahwa suatu perilaku oleh suatu rangsangan, dimana perilaku individu terjadi atau timbul dikarenakan adanya rangsangan sehingga timbulah respon atas rangsangan tersebut, contohnya jika kita bertemu dengan teman dan kemudian dia bersikap baik terhadap kita tentu saja kitapun akan bersikap baik pula.
2.    Pendekatan penguatan adalah bahwa suatu perilaku dipengaruhi oleh gerakan reflex yang digerakan oleh system syaraf motorik yang ada di otak kita, contohnya jika tangan kita terkena api maka secara otomatis kita menjauhkan atau menarik tangan dari api tersebut.
3.    Pendekatan psikoanalitis adalah bahwa perilaku dipengaruhi oleh kepribadiannya, sedangkan individu yang memiliki pribadi yang baik adalah individu yang telah matang yaitu orang yang dapat membedakan mana yang baik dan tidak baik bagi dirinya dan lingkungannya, orang yang tidak semata-mata mementikngkan kepentingan pribadinya saja melainkan mementingkan kepentingan lingkungannya.
E.     Persepsi dan Komunikasi
Perilaku individu dalam organisasi meliputi persepsi, kepribadian, dan emosi (sikap).
1)   Persepsi merupakan suatu proses, dimana individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan-kesan indera mereka agar memberikan makna bagi lingkungannya.
2)   Kepribadian merupakan cara individu bereaksi dan berinteraksi dengan orang lain, kepribadian terbentuk dari faktor keturunan, lingkungan (budaya, norma keluarga dan pengaruh lainnya), dan juga situasi.
3)   emosi (sikap) adalah pernyataan atau pertimbangan evaluative (menguntungkan atau tidak menguntungkan) mengenai objek, orang dan peristiwa. Sikap mencerminkan bagaimana seseoran merasakan mengenai sesuatu. Dalam perilaku organisasi, pemahaman atas sikap penting, karena sikap mempengaruhi perilaku kerja.


F.      Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses interaksi baik secara lisan maupun tulisan antara satu individu dengan individu lainnya sehingga terciptanya saling mengerti apa yang dibicarakan, dalam organisasi terdapat dua arah komunikasi, yaitu:
a.    Komunikasi antara atasan dengan bawahan
b.    Komunikasi antara bawahan dengan bawahan atau komunikasi atara rekan kerja.
Kedua komunikasi tersebut sifatnya berbeda biasanya antara atasan dengan bawahan lebih bersifat formal sendangkan antar anggota biasanya lebih informal dan nonformal, peranan komunikasi dalam perkembangan organisasi dewasa ini sangatlah penting dikarenakan proses berorganisasi selalu ada komunikasi baik antar anggota maupun dengan atasan.
G.    Multiple Intellegent
Setiap manusia lahir kedunia ini memiliki potensi dan bakat-bakat yang berbeda dan memiliki keunikan masing-masing. Potensi yang kita miliki ini akan bermanfaat dan berkembang dengan baik apabila dipupuk dengan benar pula. Masalah yang kita hadapi adalah menyingkirkan atau mengatasi semua masalah atau rintangan yang menghalangi jalan untuk menemukan dan mengembangkan bakat yang kita miliki. Multiple intelligent diantaranya:
a)    Kecerdasan linguistic yaitu berupa keterampilan bekerja yang menggunakan kecerdasan pada otak yang lebih dominan misalnya berceramah, menulis, mengajar, dan lain-lain. (kecerdasan dalam berbahasa).
b)   Kecerdasan logis matematis yaitu keterampilan bekerja dalam mengurus keuangan, menyelenggarakan anggaran dan melakukan penelitian ekonomi. (kecerdasan dalam mengolah angka).
c)    Kecerdasan spasial adalah kecerdasan yang menggunakan daya imajinasi yang kuat misalnya melukis dan membuat instrument. (kecerdasan seni rupa).
d)   Kecerdasan musical adalah kecerdasan dalam bermusik.
e)    Kecerdasan kinestik jasmani adalah kecerdasan yang digunakan dalam memanfaatkan keadaan fisik yang dimilikinya seoptimal mungkin.
f)    Kecerdasan antarpersonal adalah kecerdasan dalam berhubungan antar individu.
g)   Kecerdasan intrapersonal adalah seseorang yang mempunyai kecerdasan dalam memahami dirinya sendiri.
H.    Social Intellegent
Kecerdasan sosial menurut definisi asli Edward Thorndike, adalah "kemampuan untuk memahami dan mengelola pria dan wanita, anak laki-laki dan perempuan, untuk bertindak bijaksana dalam hubungan manusia". Hal ini setara dengan kecerdasan interpersonal, salah satu jenis kecerdasan yang diidentifikasi dalam Howard Gardner's Teori kecerdasan ganda, dan erat terkait dengan teori pikiran.
Menurut Sean Foleno, kecerdasan sosial adalah kemampuan seseorang untuk memahami dirinya atau lingkungannya secara optimal dan bereaksi dengan tepat untuk melakukan sosial sukses. Telah lama mengamati bahwa sementara beberapa orang mungkin memiliki kemampuan intelektual yang kuat, mereka tampaknya berjuang untuk menguasai keterampilan sosial yang memungkinkan mereka untuk berinteraksi berhasil dengan orang lain. Kemampuan untuk "bergaul" dengan orang lain sekarang telah resmi diakui sebagai bentuk kompetensi atau bahkan jenis tertentu kecerdasan.
Kecerdasan sosial dapat digambarkan sebagai kombinasi dari kemampuan: yang pertama adalah pemahaman dasar orang (mis. semacam kesadaran sosial strategis) dan yang kedua adalah keterampilan yang diperlukan untuk berinteraksi berhasil dengan mereka.Dengan kata lain, kemampuan untuk bergaul dengan orang lain dan untuk mendorong mereka untuk bekerja sama. Kecerdasan sosial meliputi lima dimensi:
1.    Kehadiran - gambar eksternal atau rasa diri yang dirasakan oleh orang lain, misalnya, kepercayaan diri, harga diri atau harga diri.
2.    Kejelasan - kemampuan untuk mengekspresikan diri secara jelas, menjelaskan konsep jelas dan menggunakan bahasa efektif.
3.    Kesadaran - kemampuan untuk memahami konteks sosial yang mempengaruhi perilaku (mis. "baca situasi") dan untuk memilih strategi perilaku yang paling mungkin untuk sukses.
4.    Keaslian - cara perilaku yang memberikan persepsi kejujuran.
5.    Empati - kemampuan Anda untuk menciptakan rasa hubungan dengan orang lain dan untuk mendorong mereka untuk bekerja sama dengan Anda, daripada bekerja melawan Anda, serta penghargaan terhadap emosi dan pengalaman orang lain.

PENUTUP
KESIMPULAN
Perilaku individu dalam organisasi dipengaruhi oleh persepsi, kepribadian dan emosi individu tersebut, dimana kita dapat menilai atau menafsirkan perilaku dengan cara mengamati pola kebiasaan dan peraturan-peraturan yang ada. Perilaku setiap individu satu dengan yang lainnya berbeda sehingga diperlukan suatu pendekatan untuk menyatukan individu-individu tersebut agar dapat mencapai tujuan secara bersama-sama, adapun selain dari menafsirkan perilaku individu untuk mengetahui tujuan individu tersebut bisa menggunakan komunikasi sebagai media untuk mengetahui individu tersebut.
Terdapat beberapa perbedaan karakteristik yang terdapat pada diri setiap individu. Diantara beberapa karakteristik itu yaitu perbedaan mengenai kecerdasan dan potensi yang dimiliki oleh masing-masing individu. Diatas telah dipaparkan beberapa kecerdasan yang dimiliki oleh setiap individu, hal itu merupakan acuan bagi seorang manajer agar dapat memahami apa saja yang perlu dilakukan dalam mengorganisir setiap individu yang ada dalam setiap organisasi dengan mengoptimalkan semua kecerdasan yang ia miliki serta menyesuaikan setiap perilaku yang tercermin sesuai dengan kecerdasan yang masing-masing individu miliki. Dengan perbedaan kecerdasan yang dimiliki oleh setiap individu, maka perilaku yang akan terwujud pun akan berbeda pada setiap diri individu tersebut. Dengan setiap perbedaan kecerdasan yang dimiliki oleh setiap individu akan mempengaruhi kepada setiap perilaku individu.
Bila setiap individu mempunyai perpaduan antara semua kecerdasan diatas, maka akan berdampak baik pada individu tersebut begitu pula pada organisasi yang dimasukinya. Bila setiap individu memiliki semua kecerdasan diatas, organisasi akan berjalan lancar dan tujuan akan tercapai. Setiap individu yang memiliki kecerdasan social, maka kerjasama yang baik akan terjalin antar sesama anggota maupun kelompok.

DAFTAR PUSTAKA
Thoha, Miftah. (1983). Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Robbin, Stephen P. (2003). Organizational Behavior, Thent Edition. New Jersey: Pearson Education, Inc. alih bahasa: Molan, Benyamin. (2006). Perilaku Organisasi. Jakarta: Gramedia.