Mengenal Cara Belajar Individu
Oleh: Zainun Mu’tadin, SPsi., MSi.
Setiap individu adalah unik. Artinya setiap individu memiliki perbedaan antara yang satu
dengan yang lain. Perbedaan tersebut bermacam-macam, mulai dari perbedaan fisik, pola
berpikir dan cara-cara merespon atau mempelajari hal-hal baru. Dalam hal belajar, masing-
masing individu memiliki kelebihan dan kekurangan dalam menyerap pelajaran yang diberikan.
Oleh karena itu dalam dunia pendidikan dikenal berbagai metode untuk dapat memenuhi
tuntutan perbedaan individu tersebut. Di negara-negara maju sistem pendidikan bahkan dibuat
sedemikian rupa sehingga individu dapat dengan bebas memilih pola pendidikan yang sesuai
dengan karakteristik dirinya.
Di Indonesia seringkali kita mendengar keluhan dari orangtua yang merasa sudah
melakukan berbagai cara untuk membuat anaknya menjadi “pintar”. Orangtua berlomba-lomba
menyekolahkan anak-anaknya ke sekolah-sekolah terbaik. Selain itu anak diikutkan dalam
berbagai kursus maupun les privat yang terkadang menyita habis waktu yang seharusnya bisa
dipergunakan anak atau remaja untuk bermain atau bersosialisasi dengan teman-teman
sebayanya. Namun demikian usaha-usaha tersebut seringkali tidak membuahkan hasil seperti
yang diharapkan, bahkan ada yang justru menimbulkan masalah bagi anak dan remaja.
Apa sebenarnya yang terjadi? Mengapa anak-anak tersebut tidak kunjung-kunjung
pintar? Salah satu faktor yang dapat menjadi penyebabnya adalah ketidaksesuaian cara belajar
yang dimiliki oleh sang anak dengan metode belajar yang diterapkan dalam pendidikan yang
dijalaninya termasuk kursus atau les privat. Cara belajar yang dimaksudkan disini adalah
kombinasi dari bagaimana individu menyerap, lalu mengatur dan mengelola informasi.
Otak Sebagai Pusat Belajar
Otak manusia adalah kumpulan massa protoplasma yang paling kompleks yang ada di
alam semesta. Satu-satunya organ yang dapat mempelajari dirinya sendiri dan jika dirawat
dengan baik dalam lingkungan yang menimbulkan rangsangan yang memadai, otak dapat
berfungsi secara aktif dan reaktif selama lebih dari seratus tahun. Otak inilah yang menjadi pusat
belajar sehingga harus dijaga dengan baik sampai seumur hidup agar terhindar dari kerusakan.
Menurut MacLean, otak manusia memiliki tiga bagian dasar yang seluruhnya dikenal
sebagai triune brain/three in one brain (dalam DePorter & Hernacki, 2001). Bagian pertama
adalah batang otak, bagian kedua sistem limbik dan yang ketiga adalah neokorteks.
Batang otak memiliki kesamaan struktur dengan otak reptil, bagian otak ini
bertanggungjawab atas fungsi-fungsi motorik-sensorik-pengetahuan fisik yang berasal dari panca
indra. Perilaku yang dikembangkan bagian ini adalah perilaku untuk mempertahankan hidup,
dorongan untuk mempertahankan spesies. Disekeliling batang otak terdapat sistem limbik yang sangat kompleks dan luas. Sistem
ini berada di bagian tengah otak manusia. Fungsinya bersifat emosional dan kognitif yaitu
menyimpan perasaan, pengalaman yang menyenangkan, memori dan kemampuan belajar. Selain
itu sistem ini mengatur bioritme tubuh seperti pola tidur, lapar, haus, tekanan darah, jantung,
gairah seksual, temperatur, kimia tubuh, metabolisme dan sistem kekebalan. Sistem limbik
adalah panel kontrol dalam penggunaan informasi dari indra penglihatan, pendengaran, sensasi
tubuh, perabaan, penciuman sebagai input yang kemudian informasi ini disampaikan ke pemikir
dalam otak yaitu neokorteks.
Neokorteks terbungkus di sekitar sisi sistem limbik, yang merupkan 80% dari seluruh
materi otak. Bagian ini merupakan tempat bersemayamnya pusat kecerdasan manusia. Bagian
inilah yang mengatur pesan-pesan yang diterima melalui penglihatan, pendengaran dan sensasi
tubuh manusia. Proses yang berasal dari pengaturan ini adalah penalaran, berpikir intelektual,
pembuatan keputusan, perilaku normal, bahasa, kendali motorik sadar, dan gagasan non verbal.
Dalam neokorteks ini pula kecerdasan yang lebih tinggi berada, diantaranya adalah : kecerdasan
linguistik, matematika, spasial/visual, kinestetik/perasa, musikal, interpersonal, intrapersonal dan
intuisi.
Karakteristik Cara Belajar
Berdasarkan kemampuan yang dimiliki otak dalam menyerap, mengelola dan
menyampaikan informasi, maka cara belajar individu dapat dibagi dalam 3 (tiga) kategori.
Ketiga kategori tersebut adalah cara belajar visual, auditorial dan kinestetik yang ditandai dengan
ciri-ciri perilaku tertentu. Pengkategorian ini tidak berarti bahwa individu hanya yang memiliki
salah satu karakteristik cara belajar tertentu sehingga tidak memiliki karakteristik cara belajar
yang lain. Pengkategorian ini hanya merupakan pedoman bahwa individu memiliki salah satu
karakteristik yang paling menonjol sehingga jika ia mendapatkan rangsangan yang sesuai dalam
belajar maka akan memudahkannya untuk menyerap pelajaran. Dengan kata lain jika sang
individu menemukan metode belajar yang sesuai dengan karakteristik cara belajar dirinya maka
akan cepat ia menjadi “pintar” sehingga kursus-kursus atau pun les private secara intensif
mungkin tidak diperlukan lagi.
Adapun ciri-ciri perilaku individu dengan karakteristik cara belajar seperti disebutkan
diatas, menurut DePorter & Hernacki (2001), adalah sebagai berikut:
1.Karakteristik Perilaku Individu dengan Cara Belajar Visual
Individu yang memiliki kemampuan belajar visual yang baik ditandai dengan ciri-ciri
perilaku sebagai berikut:
rapi dan teratur
berbicara dengan cepat
mampu membuat rencana jangka pendek dengan baik
teliti dan rinci
mementingkan penampilan
lebih mudah mengingat apa yang dilihat daripada apa yang didengar mengingat sesuatu berdasarkan asosiasi visual
memiliki kemampuan mengeja huruf dengan sangat baik
biasanya tidak mudah terganggu oleh keributan atau suara berisik ketika sedang belajar
sulit menerima instruksi verbal (oleh karena itu seringkali ia minta instruksi secara
tertulis)
merupakan pembaca yang cepat dan tekun
lebih suka membaca daripada dibacakan
dalam memberikan respon terhadap segala sesuatu, ia selalu bersikap waspada,
membutuhkan penjelasan menyeluruh tentang tujuan dan berbagai hal lain yang
berkaitan.
jika sedang berbicara di telpon ia suka membuat coretan-coretan tanpa arti selama
berbicara
lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain
sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat “ya” atau “tidak’
lebih suka mendemonstrasikan sesuatu daripada berpidato/berceramah
lebih tertarik pada bidang seni (lukis, pahat, gambar) daripada musik
seringkali tahu apa yang harus dikatakan, tetapi tidak pandai menuliskan dalam kata-kata
2.Karakteristik Perilaku Individu dengan Cara Belajar Auditorial
Individu yang memiliki kemampuan belajar auditorial yang baik ditandai dengan ciri-ciri
perilaku sebagai berikut:
sering berbicara sendiri ketika sedang bekerja
mudah terganggu oleh keributan atau suara berisik
lebih senang mendengarkan (dibacakan) daripada membaca
jika membaca maka lebih senang membaca dengan suara keras
dapat mengulangi atau menirukan nada, irama dan warna suara
mengalami kesulitan untuk menuliskan sesuatu, tetapi sangat pandai dalam bercerita
berbicara dalam irama yang terpola dengan baik
berbicara dengan sangat fasih
lebih menyukai seni musik dibandingkan seni yang lainnya
belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada apa yang
dilihat
senang berbicara, berdiskusi dan menjelaskan sesuatu secara panjang lebar
mengalami kesulitan jika harus dihadapkan pada tugas-tugas yang berhubungan dengan
visualisasi
lebih pandai mengeja atau mengucapkan kata-kata dengan keras daripada menuliskannya
lebih suka humor atau gurauan lisan daripada membaca buku humor/komik
3.Karakteristik Perilaku Individu dengan Cara Belajar Kinestetik
Individu yang memiliki kemampuan belajar kinestetik yang baik ditandai dengan ciri-ciri
perilaku sebagai berikut:
berbicara dengan perlahan menanggapi perhatian fisik
menyentuh orang lain untuk mendapatkan perhatian mereka
berdiri dekat ketika sedang berbicara dengan orang lain
banyak gerak fisik
memiliki perkembangan otot yang baik
belajar melalui praktek langsung atau manipulasi
menghafalkan sesuatu dengan cara berjalan atau melihat langsung
menggunakan jari untuk menunjuk kata yang dibaca ketika sedang membaca
banyak menggunakan bahasa tubuh (non verbal)
tidak dapat duduk diam di suatu tempat untuk waktu yang lama
sulit membaca peta kecuali ia memang pernah ke tempat tersebut
menggunakan kata-kata yang mengandung aksi
pada umumnya tulisannya jelek
menyukai kegiatan atau permainan yang menyibukkan (secara fisik)
ingin melakukan segala sesuatu
Dengan mempertimbangkan dan melihat cara belajar apa yang paling menonjol dari diri
seseorang maka orangtua atau individu yang bersangkutan (yang sudah memiliki pemahaman
yang cukup tentang karakter cara belajar dirinya) diharapkan dapat bertindak secara arif dan
bijaksana dalam memilih metode belajar yang sesuai. Bagi para remaja yang mengalami
kesulitan belajar, cobalah untuk mulai merenungkan dan mengingat-ingat kembali apa
karakteristik belajar anda yang paling efektif. Setelah itu cobalah untuk membuat rencana atau
persiapan yang merupakan kiat belajar anda sehingga dapat mendukung agar kemampuan
tersebut dapat terus dikembangkan. Salah satu cara yang bisa digunakan adalah dengan
memanfaat berbagai media pendidikan seperti tape recorder, video, gambar, dll.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar