PRILAKU INDIVIDU DALAM ORGANISASI
Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah: Prilaku Organisasi
Dosen Pengampu: Juhanah. M.S.I
Disusun oleh :
Maulana
Latif 34.2.1.0.10.128
Khairul
Muttaqin 34.2.1.0.10.101
Khanif
Setia K 34.2.1.0.10.093
STIKAP
(Sekolah
Tinggi Islam Ki Ageng Pekalongan)
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Studi prilaku organisasi adalah telaah tentang pribadi dan
dinamika kelompok dan konteks organisasi, serta sifat organisasi itu sendiri.
Setiap kali orang berinteraksi dalam organisasi, banyak faktor yang ikut
bermain. Studi organisasi berusaha untuk memahami dan menyusun model-model dari
faktor-faktor ini.
Setiap usaha untuk mempelajari, mengapa seseorang berprilaku
seperti yang mereka lakukan dalam organisasi mempersyaratkan beberapa bebepara
pengertian mengenai perbedaan individual. Para manajer menghabiskan cukup
banyak waktu untuk menilai kecocokan antara individu, tugas kerja, dan
keefektivan, baik karateristik manajer maupun bawahannya, pasti mempengaruhi
penilaian. Tanpa beberapa pengertian mengenai perilaku, putusan tentang siapa
mengerjakan tugas apa dengan baik dapat nenyebabkan masalah jangka panjang yang
berat.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian prilaku individu dan perbedaan
indivdual?
2.
Bagaimana karakteristik organisasi dan
pengaruhnya terhadap individu?
3.
Bagaimana Pendekatan-pendekatan untuk memahami
prilaku individu?
C.
Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui apa itu PERILAKU INDIVIDU DAN PERBEDAANNYA
dan bagaimana memahami tentang peranannya dalam penanganan kehidupan organisasi
dan pengaruh kepribadian terhadap prilaku pekerja yang dapat keberagaman tenaga
kerja agar dapat kita pahami secara mudah dan cepat.
D.
Manfaat
Agar mahasiswa
mengetahui apa itu Prilaku Individu dan perbedaanya sehingga diharapkan dapat
menjadi mahasiswa yang berakhlakul karimah dalam berprilaku. Khususnya bagi
penulis.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Prilaku Individu
Karakteristik individu:
·
Kemampuan,
·
Kebutuhan,
·
Kepercayaan,
·
Pengalaman,
·
Pengharapan,
dll.
|
|
Perilaku individu adalah perilaku atau interaksi yang
dilakukan oleh manusia atau individu di lingkungannya, perilaku setiap individu
sangatlah berbeda dan hal ini dipengaruhi oleh lingkungan dimana individu
tersebuut tinggal, perilaku yang berbeda mengakibatkan berbedanya kebutuhan
setiap individu, untuk itu perlunya suatu organisasi agar kebutuhan yang
berbeda tersebut dapat terpenuhi dengan bekerja sama antar individu. Perilaku
individu akan membentuk pada perilaku organisasi, seperti yang terdapat pada
gambar dibawah ini yang menggambarkan model umum perilaku organisasi.
v
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Perilaku Individu Dalam
Organisasi
|
|
|
Karakteristik organisasi:
·
Hierarki,
·
Tugas-tugas,
·
Wewenang,
·
Tanggung
jawab,
·
System
reward,
·
System
control, dll.
|
|
|
|
Dalam berorganisasi individu memiliki perannya
masing-masing, perilaku individu dalam berorganisasi diantaranya:
1. Produktifitas kerja
2. Kepuasan kerja
3. Tingkat absensi
4. Tingkat turn over
B.
Perbedaan Individual
Perbedaan individual berasal dari perbedaan sifat yang
dimiliki oleh setiap individu yang berasal dari pengaruh lingkungan yang
berbeda, dan itu merupakan sifat manusia yang tidak dapat dipungkuri, karena
manusia memiliki perbedaan perilaku maka kemampuan yang dimiliki pun berbeda
sehingga setiap manusia membutuhkan kerjasama antara satu dengan yang lainnya
agar dapat mencapai tujuan dari masing-masing individu tersebut, disini kita
dapat menarik kesimpulan bahwa meskipun setiap individu mempunyai perbedaan
namun pada hakikatnya mereka bisa bersama atau bersatu dalam mencapai tujuan
yang berbeda dalam suatu wadah yang biasa disebut organisasi.
C.
Karakteristik Organisasi dan Pengaruhnya
terhadap Individu
Karakteristik organisasi adalah cirri khusus yang dimiliki
oleh suatu organisasi tertentu, misalnya:
1.
Terdapat komunikasi dua arah,
2.
Tujuan kelompok jelas dan diterima oleh anggota,
3.
Kontroversi dan konflik tidak diabaikan,
diingkari atau ditekan.
Namun, karakteristik organisasi tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap perilaku individu, hanya saja perilaku individu itu akan
menyesuaikan dengan karakteristik organisasi tersebut, yaitu berupa
peraturan-peraturan. Dan hal itu hanya berlaku ketika individu tersebut berada dilingkungan organisasi, namun tidak dapat
dipungkiri juga hal itu akan berdmpak pada perilaku dilingkungan luar, misalnya
keluarga dan masyarakat yaitu sikap yang sering dilakukan individu tersebut
dalam organisasi, misalnya cara berpikir, berbicara dan mengambil keputusan
serta gaya atau cara ia dalam menghadapi suatu permasalahan yang dihadapi.
D.
Pendekatan-pendekatan untuk Memahami Perilaku
Individu
Untuk memahami perilaku individu dapat menggunakan
pendekatan yang dikelompokan menjadi tiga pendekatan, yaitu:
1.
Pendekatan kognitif adalah bahwa suatu perilaku
oleh suatu rangsangan, dimana perilaku individu terjadi atau timbul dikarenakan
adanya rangsangan sehingga timbulah respon atas rangsangan tersebut, contohnya
jika kita bertemu dengan teman dan kemudian dia bersikap baik terhadap kita
tentu saja kitapun akan bersikap baik pula.
2.
Pendekatan penguatan adalah bahwa suatu perilaku
dipengaruhi oleh gerakan reflex yang digerakan oleh system syaraf motorik yang
ada di otak kita, contohnya jika tangan kita terkena api maka secara otomatis
kita menjauhkan atau menarik tangan dari api tersebut.
3.
Pendekatan psikoanalitis adalah bahwa perilaku
dipengaruhi oleh kepribadiannya, sedangkan individu yang memiliki pribadi yang
baik adalah individu yang telah matang yaitu orang yang dapat membedakan mana
yang baik dan tidak baik bagi dirinya dan lingkungannya, orang yang tidak
semata-mata mementikngkan kepentingan pribadinya saja melainkan mementingkan
kepentingan lingkungannya.
E.
Persepsi dan Komunikasi
Perilaku individu dalam organisasi meliputi persepsi,
kepribadian, dan emosi (sikap).
1)
Persepsi merupakan suatu proses, dimana
individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan-kesan indera mereka
agar memberikan makna bagi lingkungannya.
2)
Kepribadian merupakan cara individu bereaksi dan
berinteraksi dengan orang lain, kepribadian terbentuk dari faktor keturunan,
lingkungan (budaya, norma keluarga dan pengaruh lainnya), dan juga situasi.
3)
emosi (sikap) adalah pernyataan atau
pertimbangan evaluative (menguntungkan atau tidak menguntungkan) mengenai
objek, orang dan peristiwa. Sikap mencerminkan bagaimana seseoran merasakan
mengenai sesuatu. Dalam perilaku organisasi, pemahaman atas sikap penting,
karena sikap mempengaruhi perilaku kerja.
F.
Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses interaksi baik secara lisan
maupun tulisan antara satu individu dengan individu lainnya sehingga
terciptanya saling mengerti apa yang dibicarakan, dalam organisasi terdapat dua
arah komunikasi, yaitu:
a.
Komunikasi antara atasan dengan bawahan
b.
Komunikasi antara bawahan dengan bawahan atau
komunikasi atara rekan kerja.
Kedua komunikasi tersebut sifatnya berbeda biasanya antara
atasan dengan bawahan lebih bersifat formal sendangkan antar anggota biasanya
lebih informal dan nonformal, peranan komunikasi dalam perkembangan organisasi
dewasa ini sangatlah penting dikarenakan proses berorganisasi selalu ada
komunikasi baik antar anggota maupun dengan atasan.
G.
Multiple Intellegent
Setiap manusia lahir kedunia ini memiliki potensi dan
bakat-bakat yang berbeda dan memiliki keunikan masing-masing. Potensi yang kita
miliki ini akan bermanfaat dan berkembang dengan baik apabila dipupuk dengan
benar pula. Masalah yang kita hadapi adalah menyingkirkan atau mengatasi semua
masalah atau rintangan yang menghalangi jalan untuk menemukan dan mengembangkan
bakat yang kita miliki. Multiple intelligent diantaranya:
a)
Kecerdasan linguistic yaitu berupa keterampilan
bekerja yang menggunakan kecerdasan pada otak yang lebih dominan misalnya
berceramah, menulis, mengajar, dan lain-lain. (kecerdasan dalam berbahasa).
b)
Kecerdasan logis matematis yaitu keterampilan
bekerja dalam mengurus keuangan, menyelenggarakan anggaran dan melakukan
penelitian ekonomi. (kecerdasan dalam mengolah angka).
c)
Kecerdasan spasial adalah kecerdasan yang menggunakan
daya imajinasi yang kuat misalnya melukis dan membuat instrument. (kecerdasan
seni rupa).
d)
Kecerdasan musical adalah kecerdasan dalam
bermusik.
e)
Kecerdasan kinestik jasmani adalah kecerdasan
yang digunakan dalam memanfaatkan keadaan fisik yang dimilikinya seoptimal
mungkin.
f)
Kecerdasan antarpersonal adalah kecerdasan dalam
berhubungan antar individu.
g)
Kecerdasan intrapersonal adalah seseorang yang
mempunyai kecerdasan dalam memahami dirinya sendiri.
H.
Social Intellegent
Kecerdasan sosial menurut definisi asli Edward Thorndike,
adalah "kemampuan untuk memahami dan mengelola pria dan wanita, anak
laki-laki dan perempuan, untuk bertindak bijaksana dalam hubungan
manusia". Hal ini setara dengan kecerdasan interpersonal, salah satu jenis
kecerdasan yang diidentifikasi dalam Howard Gardner's Teori kecerdasan ganda,
dan erat terkait dengan teori pikiran.
Menurut Sean Foleno, kecerdasan sosial adalah kemampuan
seseorang untuk memahami dirinya atau lingkungannya secara optimal dan bereaksi
dengan tepat untuk melakukan sosial sukses. Telah lama mengamati bahwa
sementara beberapa orang mungkin memiliki kemampuan intelektual yang kuat,
mereka tampaknya berjuang untuk menguasai keterampilan sosial yang memungkinkan
mereka untuk berinteraksi berhasil dengan orang lain. Kemampuan untuk
"bergaul" dengan orang lain sekarang telah resmi diakui sebagai
bentuk kompetensi atau bahkan jenis tertentu kecerdasan.
Kecerdasan sosial dapat digambarkan sebagai kombinasi dari
kemampuan: yang pertama adalah pemahaman dasar orang (mis. semacam kesadaran
sosial strategis) dan yang kedua adalah keterampilan yang diperlukan untuk
berinteraksi berhasil dengan mereka.Dengan kata lain, kemampuan untuk bergaul
dengan orang lain dan untuk mendorong mereka untuk bekerja sama. Kecerdasan sosial
meliputi lima dimensi:
1.
Kehadiran - gambar eksternal atau rasa diri yang
dirasakan oleh orang lain, misalnya, kepercayaan diri, harga diri atau harga
diri.
2.
Kejelasan - kemampuan untuk mengekspresikan diri
secara jelas, menjelaskan konsep jelas dan menggunakan bahasa efektif.
3.
Kesadaran - kemampuan untuk memahami konteks
sosial yang mempengaruhi perilaku (mis. "baca situasi") dan untuk
memilih strategi perilaku yang paling mungkin untuk sukses.
4.
Keaslian - cara perilaku yang memberikan
persepsi kejujuran.
5.
Empati - kemampuan Anda untuk menciptakan rasa
hubungan dengan orang lain dan untuk mendorong mereka untuk bekerja sama dengan
Anda, daripada bekerja melawan Anda, serta penghargaan terhadap emosi dan
pengalaman orang lain.
PENUTUP
KESIMPULAN
Perilaku individu dalam organisasi dipengaruhi oleh
persepsi, kepribadian dan emosi individu tersebut, dimana kita dapat menilai
atau menafsirkan perilaku dengan cara mengamati pola kebiasaan dan
peraturan-peraturan yang ada. Perilaku setiap individu satu dengan yang lainnya
berbeda sehingga diperlukan suatu pendekatan untuk menyatukan individu-individu
tersebut agar dapat mencapai tujuan secara bersama-sama, adapun selain dari
menafsirkan perilaku individu untuk mengetahui tujuan individu tersebut bisa
menggunakan komunikasi sebagai media untuk mengetahui individu tersebut.
Terdapat beberapa perbedaan karakteristik yang terdapat pada
diri setiap individu. Diantara beberapa karakteristik itu yaitu perbedaan
mengenai kecerdasan dan potensi yang dimiliki oleh masing-masing individu.
Diatas telah dipaparkan beberapa kecerdasan yang dimiliki oleh setiap individu,
hal itu merupakan acuan bagi seorang manajer agar dapat memahami apa saja yang
perlu dilakukan dalam mengorganisir setiap individu yang ada dalam setiap
organisasi dengan mengoptimalkan semua kecerdasan yang ia miliki serta
menyesuaikan setiap perilaku yang tercermin sesuai dengan kecerdasan yang
masing-masing individu miliki. Dengan perbedaan kecerdasan yang dimiliki oleh
setiap individu, maka perilaku yang akan terwujud pun akan berbeda pada setiap
diri individu tersebut. Dengan setiap perbedaan kecerdasan yang dimiliki oleh
setiap individu akan mempengaruhi kepada setiap perilaku individu.
Bila setiap individu mempunyai perpaduan antara semua
kecerdasan diatas, maka akan berdampak baik pada individu tersebut begitu pula
pada organisasi yang dimasukinya. Bila setiap individu memiliki semua
kecerdasan diatas, organisasi akan berjalan lancar dan tujuan akan tercapai.
Setiap individu yang memiliki kecerdasan social, maka kerjasama yang baik akan
terjalin antar sesama anggota maupun kelompok.
DAFTAR PUSTAKA
Thoha, Miftah. (1983). Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan
Aplikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Robbin, Stephen P. (2003). Organizational Behavior, Thent
Edition. New Jersey: Pearson Education, Inc. alih bahasa: Molan, Benyamin.
(2006). Perilaku Organisasi. Jakarta: Gramedia.